Senin, 13 Februari 2012

Surat Yang Hanya Untukmu, Sayang

bandung, 13 februari 2012


selamat senja, sayang..

aku membayangkan kau dan aku sedang duduk berdua di tepi telaga.
lihatlah, sayang, setiap hari waktu terbakar dan memerah di langit barat sana.
aku tak akan pernah bosan dan keberatan berada di sampingmu seperti ini, sekedar duduk bersebelahan, memperhatikan waktu terbakar hari demi hari, hingga habis seluruh tak lagi tersisa di bumi.

namun itu hanya bayangan, sayang . tak ada telaga, tak ada juga kau. hanya ada aku, juga waktu yang tak mampu henti terbakar meski aku bersikeras hanya mau melihatnya saat sedang bersamamu.


bila kini kau pun sendiri, mengapa kita tak bersama saja, sayang,
apakah kesendirian kini sudah berubah menjadi jauh lebih baik dibanding aku?!
sebab pernah kau begitu benci akan kesendirian, saat kau begitu cinta akan aku.

bila kau lelah menyelusuri hati demi hati, mengapa tak padaku saja kau berhenti, sayang,
apakah hatiku kini sudah menjadi tak cukup layak untuk kau menetap dan tinggali?!
sebab pernah kau merajuk manja, agar di hatiku hanya ada kau saja.

bila kau bosan dipermainkan cinta, mengapa tak kau temui aku saja, sayang,
apakah aku kini hanyalah anak tak tau apa-apa yang hanya butuh disenangkan saja?!
sebab pernah kau mengajariku lebih dewasa, dengan pergimu yang hanya tersisa cinta.


mengapa kau tak kembali saja, sayang,
mari bertemu serupa dua orang yang tak saling mengenal,
dan kembali mulai berkenalan.


kemudian bila aku yang begitu mengenal kesendirian ini tak pernah menjadi cukup pantas untuk menggantikan kesendirianmu, bila aku yang pernah kau tinggalkan ini tak pernah menjadi cukup dewasa untuk mengimbangi kedewasaanmu, bila aku yang hanya memiliki hati satu ini tak pernah menjadi cukup nyaman untuk kau tinggali, maka cukuplah bagiku untuk kita kembali saling mengenali.

sebab untuk apa dipaksakan, sayang, bila ternyata kau tak akan bahagia bersamaku, bagaimana mungkin aku mampu bahagia dengan keadaan itu.


maka baiklah, sayang, bila memang suatu saat hal itu yang harus terjadi,
bila memang kita tak mampu bersama untuk bahagia,
mari bersama-sama kita menyerah saja.




ini aku, entah siapamu,
seorang yang belajar untuk sadar diri.

1 komentar: