Sabtu, 26 Februari 2011

buku kisah

Jadikan fotoku satu gambar di cover depan buku yang kau tulis sendiri, berilah judul; Untukmu, Cinta yang Mati Setelah Tak Kubiarkan Bersemi.

Isi bab pertama dengan pertemuan kita yang penuh sengaja, tentang rasa yang mulai tumbuh dan meraja menguasai kepala kita berdua. Entah rasa apa.

Penuhi bab kedua dengan keindahan hati yang berbunga-bunga, sebut saja cinta menduduki singgasana menyatukan dua hati yang juga adalah kota.

Tulis pada bab ketiga bagaimana kota seringkali dideru dera bencana, entah karena ulah cuaca, atau keberagaman mereka yang tinggal di dalamnya.

Ceritakan pada bab keempat, bagaimana cinta yang raja berulangkali mampu meredakan bencana yang tak direncana, bagaimanapun hebatnya.

Pada bab kelima ceritakan bagaimana dua kota terpisahkan jembatan rapuh yang dibuat ripuh dan tertutupi badai debu hingga tertutup seluruh.

Bab keenam isilah bagaimana cinta mulai turun dari tahta karena raja di hati lain dibiarlebihharapkan menjadi pemimpin.

Pada bab ketujuh, ceritakan dengan penuh bagaimana raja yang dilupa hanya menguasai satu kota, tanpa diijinkan kembali ke kota satunya.

Akhiri saja sampai di situ. Lalu pada akhir buku, kuharap kau juga mau tuliskan satu pesan dariku; Teruntuk kekasihku, selamat berdukacita

Selasa, 08 Februari 2011

masih kunamai rindu

tentang rasa, yang membara, yang memburu,
yang kau tak pernah lagi mau tau.
masih kunamai rindu.

kubuang semua tapi, kulalui banyak tipu tanpa tepi
bila memang untuk mencintaimu aku perlu sendiri

banyak sudah bunga rindu tumbuh menggagal,
selain hanya dipeluk kesendirian yang menggigil.
mekar, kuncup –kini bagimu sama saja?!

bilakah anganku kembali diijinkan hatimu
menanam bebijian rindu di salah satu sudutnya,
hingga tumbuh ia walau tak tambah rimbun
seperti dulu tetanaman rindu menghutan di hatimu
yang akhirnya kau diamkan ia habis dibakar waktu.

atau kau akan biarkan saja rindu berkali-kali mati
dan bagai air perlahan melapukkan kayu
–kau melupakan aku?!

Minggu, 06 Februari 2011

harapan -mengangan

Bulan yang sedang penuh itu mungkin sekarang sedang memperhatikan sepasang kekasih mengobrol di sebuah taman, atau pantai. Sayang bukan kita.

Apa mungkin saat ini ada sepasang kekasih di bawah bulan sedang membicarakan masa depan mereka –yang masih angan, yang akan penuh kebahagiaan. Tidakkah sebuah angan selalu menyenangkan dan membuat hati penuh harapan bila dalam sebuah kebersamaan, kekasih?! aku pernah merasakan.

Sungguh beruntung, mereka yang memiliki angan bersama, menjadikannya sebuah harapan, dan dipertahankan hingga akhirnya menjadi kenyataan. Lupakah kau, kekasih?! bukankah kita memiliki banyak harapan besar serupa yang sejalan, yang kita banyak berangan-angan saat jauh nanti semuanya menjadi kenyataan.

Namun harapan yang kita tumbuhkan dari banyak angan itu, gugur berjatuhan kembali menjadi angan sebelum sempat menjadi kenyataan. Sayang.


Menurutmu, apa yang bulan rasakan melihat seorang lelaki berangan sendiri dapat bersama kekasihnya yang kini mempertahankan harapan tidak lagi dengannya, kekasih?!

Jumat, 04 Februari 2011

selamamu

Aku masih ingat pertamakali aku mendengarmu mengucapkan kata 'selamanya', yang kau sisipkan saat kita membicarakan kebersamaan kita.

Lama berlalu, kupikir kita memiliki pengertian yang cukup sama akan arti kata 'selamanya'. Ternyata tidak. Sayang. Jadi, kekasih, apakah aku selalu salah mendengar apa yang dulu sering kau ucapkan, kita akan terus bersama 'selamanya'?!

Kupikir 'selamanya' yang kau maksud, hingga suatu saat nanti kulit wajahmu sudah sangat keriput.

Kupikir 'selamanya' yang kau katakan, hingga suatu saat nanti rambutmu sudah penuh dengan uban.

Kupikir 'selamanya' yang kau maksudkan, hingga suatu saat nanti kau selalu butuh sokongan untuk berjalan.

Kupikir 'selamanya' yang kau inginkan, setidaknya hingga salah satu dari kita terpaksa tak lagi dapat tinggal di dunia.

Kupikir setidaknya semua itu 'selamanya' yang kau ucapkan menjanjikan kebersamaan. Kini bila boleh aku bertanya..
sekarang, kau dimana?!


Atau mungkin sejak dulu bagimu, 'selamanya' adalah hingga kau tak lagi mau, bukan tak lagi mampu?!

Rabu, 02 Februari 2011

benarkah cinta, kau pikir?!

tentang setiap awal –yang sempat aku lupa –pasti berakhir. begitu juga rasa, namun entah bisakah tau kapan saatnya terhenti, kau pikir?!

benarkah mencintai adalah perkara kepintaran hati?! ia yang pintar mudah berhenti, ia yang bodoh sulit terhenti –sendiri, sepi, mati. atau cinta adalah perkara kepuasan hati?! lalu apa yang dapat dicintai bila setiap hati tak diciptakan mudah terpuaskan?!

lalu saat hati tak lagi merasa puas, maka cinta terhenti?! mencari hati lain yang dapat memuaskan lagi, itukah sesungguh untuk dicintai? maka ia yang –puaskah menyendirikan hati, dalam penantian asanya yang –entah akan memuaskankah dinanti, berarti bukan sedang mencintai?!

tentu, seperti juga mencintai atau berhenti mencintai, semua hal terjadi karena –bisa satu, dua, atau berapapun sebab yang diinginkan. namun bila bisa didapat beberapa sebab berhenti mencintai, mengapa sebagian yang lain bisa menemukan lebih banyak sebab untuk tetap mencintai,

...kekasih?!