Rabu, 06 Oktober 2010

Pilih Musuhmu, Kekasih, Biar Kumusuhi

Kekasih, dalam diriku ada musuhku, mungkin juga musuhmu, apa kau tau?!

Saat kau katakan ingin pergi, dulu, aku melepasmu seutuhnya, musuh dalam diriku menyuruhku menahanmu.

Saat aku yakin aku akan baik-baik saja tanpamu, musuh dalam diriku berseru semua akan jauh berbeda, memburuk tanpamu.

Saat aku hanya berharap agar kau bahagia setelah tanpaku, musuh dalam diriku tidak mengijinkanku bahagia bila tanpamu.

Saat aku hanya ingin merindumu, musuh dalam diriku memaksaku untuk ingin menemui dan tau semua tentangmu.

Saat aku ingin dapat berhenti berharap kau kembali, musuh dalam diriku melarang timbulnya harapan yang lain lagi.

Saat aku berusaha menggantimu dengan seorang yang lain, musuh dalam diriku menutupi mataku untuk melihat yang lain.

Saat aku bersusahpayah tidak mengingatmu, musuh dalam diriku dengan mudah menceritakan kenangan tentangmu.

Saat aku tidak ingin bersedih karena ingat kau tak lagi ada, musuh dalam diriku mengingatkan dulu aku selalu bahagia saat kau ada.

Saat aku ingin menyerah untuk tak lagi menginginkanmu, musuh dalam diriku membuatku menyerah berusaha untuk itu.

Saat aku hanya ingin mencintaimu walau tanpa balasmu, musuh dalam diriku tetap ingin kau tau tentang rasaku.


Banyak hal bertentangan antara inginku dan musuh di dalam diriku, kekasih. Entah mana yang bertentangan dengan inginmu. Begitu seringnya terjadi pertentangan, terkadang aku lupa mana diriku dan mana musuh dalam diriku.

Karena itu aku bingung, seperti saat ini. Jadi kekasih, bantu aku untuk tau, diantara semua tadi, mana musuhmu?!
Karena lebih baik aku memusuhi diriku daripada kau memusuhiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar