Kugantikan matamu itu dengan bulan, agar kini aku tak pernah menang, agar kini kau tak pernah kalah. Bila kau tau, mungkin kau senang.
Terkadang aku mengangankan bermain adu mata dan berbincang denganmu di bawah terang sinar bulan. Aku ingin tau akan seiri apa bulan memandangi kita.
Namun itu hanya angan, serupa angin. Karena kini hanya ada aku yang memandangi matamu pada bulan. Tak ada kau, tak ada bincang, tak ada yang iri.
Lalu bulan tak pernah sekalipun kulihat cukup sedih hingga meneteskan airmatanya memandangiku begitu sendiri, seperti juga matamu.
Atau entah apa yang bulan rasakan. Bila ia tersadar aku tak diam sendiri, namun sedang berbincang dengan sepi. Bagaimana denganmu, kekasih?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar