Kamis, 10 Maret 2011

Sepuluh Maret

Ini adalah hari lahir kematian kita ~yang tak pernah sempat sekalipun aku duga, yang kau sembunyikan sendiri sakit yang teramat luka.

Kematian kita melahirkan dua duka yang mungkin sama, dan satu bahagia yang pasti berbeda. Apakah kau menangis saat tertawa, atau sebaliknya?!

Apakah kau sembuh dari sakitmu yang teramat luka, setelah itu menjadi bagianku untuk merasakannya?!

Apakah akhirnya kau lepas dari aku yang kau jadikan penjaramu, sementara aku selalu mampu bebas hanya saat berada di dalammu?!

Bila cinta adalah kemampuan mempertahankan, seberapa sering aku mampu membuatmu bertahan?! Ataukah kau bertahan dalam kebohongan?

Bila cinta terkadang perlu melepaskan, apakah tak kulakukan saat kau tak lagi mau bertahan?!

Aku tak peduli bagaimana cinta seharusnya, tapi apa yang kurasakan saat kau pergi, menggoreskan perih yang tak terperi.

Bagaimana menurutmu aku harus menghapus asa yang terlanjur sudah kita bangun megah, bahwa kita tak akan pernah berpisah?!

Hari tanggal ini ~pernah aku berharap berhenti mencintaimu yang aku tak pernah mampu.

Hari tanggal ini ~pernah menjadi pertama kalinya aku ingin membencimu yang sampai kapanpun aku tak pernah bisa.

Hari tanggal ini ~hari dimulainya berulangkali aku bersimpuh, berkali-kali aku luruh, sesekali aku mengaduh. Karena kau yang jauh.

Hari tanggal ini ~hari di mana kau terasa sangat jauh, dimulainya aku tak lagi pernah utuh dan hanya pada kata kudapati diriku nyaris seluruh.

Tanggal ini ~hari kematian kita. Duka yang kubawa masih hidup di dalam aku, meski tak kubiarkan bertumbuh, tak akan kubiarkan luruh.

Duka yang kau bawa dan hidup di dalam kau, yang lahir karena kematian kita, apakah sudah kau biarkan mati begitu saja, kekasih?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar