Jumat, 17 Desember 2010

17 Desember 2010

Kekasihku yang aku ingin hidup sendiri bersamanya di bumi ini,


Kubayangkan seorang anak yang secara tak sengaja tertinggal di sebuah pulau kecil terpencil dalam sebuah wisata yang diikuti milyaran orang menggunakan kapal pesiar besar dengan panjang tak kurang dari 40.000 Km.

Anak itu terpisah dari kerumun banyak orang yang biasanya ada di sekitarnya, hingga ia mulai merasa khawatir menjalani hidupnya nanti dalam kesendirian.

Sebelumnya ia tak pernah khawatir untuk bertanya bila tak tau atau tak yakin akan sesuatu, karena akan selalu ada orang lain untuk ditanyakan dan mendapatkan jawaban dari mereka. Namun kini, entah ia harus bertanya pada siapa selain dirinya sendiri.

Sebelumnya ia selalu dapat meminta pendapat akan sesuatu, karena akan selalu ada orang lain untuk dimintainya pendapat akan itu. Namun kini, entah ia harus meminta pendapat pada siapa selain dirinya sendiri.

Sebelumnya ia selalu bisa mendapatkan bantuan dari orang lain untuk melakukan sesuatu yang ia rasa tidak mampu. Namun kini, mau tidak mau ia hanya bisa meminta bantuan pada dirinya sendiri.

Sebelumnyapun banyak hal sikap tingkah polah berbeda yang ia lihat dari banyak orang lainnya yang juga mempengaruhinya dan dapat ia tiru. Namun kini, entah ia perlu terpengaruh atau harus meniru siapa selain dirinya sendiri.

Banyak hal lain sebelumnya yang membuat ia terlihat bergantung pada orang lain yang kini terpaksa tergantung pada dirinya sendiri, karena di pulau terpencil itu ia memang hidup sendiri.

Maka begitulah ia terpaksa menjalani hari demi hari yang berlalu, dengan pikirannya sendiri, pendapatnya sendiri, keputusannya sendiri, tingkah polahnya sendiri, usahanya sendiri, semua terpaksa ia lakukan sendiri. Semakin sering kesendirian membuat ia terpaksa bicara dengan dirinya sendiri, semakin ia mengenal akan dirinya sendiri.


Lalu suatu hari kapal pesiar besar itu kembali ke pulau terpencil yang ia tinggali. Teman-teman bermainnya, yang selama ia sendiri -- tetap dapat tinggal dalam kerumunan, yang membuat mereka tak perlu merasakan apa yang harus ia rasakan saat berada di pulau terpencil seorang diri, mendapatinya hidup sebagai seorang dewasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar