Minggu, 26 Desember 2010

26 Desember 2010

Kekasihku yang aku hanya ingin putus asa bila bersamanya,


Hari ini kutemukan dengan sengaja salah satu teman kita yang, kupikir sudah begitu putus asa, hingga ia memutuskan untuk menikah.

Di pelaminan ia berdampingan dengan kekasihnya yang duduk tersenyum di sebelahnya (juga pasti dalam hatinya), bersama-sama mereka saling putus asa hingga mereka memutuskan untuk menikah dan hidup bersama. Bukankah sebagian besar pernikahan yang membahagiakan memanglah untuk mereka yang menikah karena putus asa dan menyerah?! Mereka yang sudah putus asa dan sama-sama menyerah berusaha mencari ketidakcocokan diantara mereka. Mereka yang sudah sama-sama putus asa dan menyerah untuk saling mencari seseorang yang lebih baik dari masing-masing mereka. Putus asa dan menyerah mencari alasan mengapa harus tidak menjalani hidup bersama.

Sungguh bagiku sebuah pernikahan akan lebih membahagiakan bila sepasang kekasih sudah merasa putus asa dan saling menyerah terhadap sesamanya. Terlebih lagi terhadap Tuhan, haruskah ditakuti kehidupan yang akan dijalani setelah pernikahan?! Bagiku hal terpenting yang perlu dikhawatirkan dalam sebuah pernikahan adalah, dengan siapa akan menjalani hidup hingga nanti uban-uban mulai tumbuh subur di ubun-ubun.


Hari ini aku bertemu teman kita yang lebih dulu menikah dan mulai menjalani hidup bersama dengan kekasihnya, semoga hingga hari terakhir hidupnya.
Entah, apa mungkin aku akan selalu iri setiap menghadiri pernikahan seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar